Rabu, 12 November 2014

APP 2015 - Pertemuan Pertama K. Sibolga

MAKNA POLA HIDUP SEHAT MELALUI KETAHANAN PANGAN LOKAL” 

A. TUJUAN
a.      Agar peserta memahami makna pola hidup sehat melalui ketahanan pangan lokal.
b.      Agar peserta menyadari pentingnya ketahanan pangan lokal untuk menunjang pola hidup sehat.
c.       Agar peserta mempraktekkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. METODE
a.      Gambar
b.      Tanya Jawab dan dialog
c.       Sharing

C. SARANA


a.      Kitab Suci           : Lukas 8: 40-56 bdk Kej  1: 12
b.      Madah Bakti, BETK, Laudate
c.       Poster

D. WAKTU : 60 – 90 menit

E. GAGASAN POKOK
Setiap manusia mempunyai kebiasaan atau pola hidup. Pola hidup sering disebut  sebagai ketetapan sikap pada sesuatu atau sesuatu yang biasanya dilaksanakan seseorang (habit). Setiap orang sebaiknya membiasakan diri dengan pola hidup sehat melalui konsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
Kalau kita memperhatikan situasi dan keadaan di sekitar kita, maka mesti diakui bahwa masih ada banyak bayi dan anak-anak yang menderita sakit bahkan sampai  meninggal karena mengidap penyakit dan kurang gizi (tanda-tandanya pucat, kurus dan mudah terkena penyakit). Kondisi ini dapat terjadi karena kualitas makanan buruk. Keluarga kurang memperhatikan pola hidup sehat. Selain itu, orang tua membelikan anak-anak makanan yang mengandung pengawet. Makanan pengawet yang sering dikonsumsi adalah mie instan, bubur instan, sarden, kornet, bumbu masak instan, sosis, nugget, ciki-ciki  dan lain sebagainya. Semua bahan makanan siap saji ini memang mudah didapatkan dan rasanya enak dicicipi hanya  patut diingat bahwa bahan makanan tersebut mengandung bahan pengawet kimia.
Jadi pola hidup sehat berarti melakukan kegiatan olah jasmani yang teratur, terus-menerus dan seimbang. Pola hidup sehat manusia langsung berkaitan dan berdampak dengan kesehatan dirinya. Karena itu, makna pola hidup sehat adalah segala upaya dan usaha untuk menerapkan kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari diri dari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
            Pembicaraan atau pembahasan tentang pola hidup sehat merupakan pengalaman nyata dan karena itu melaksanakan pola hidup sehat yang seimbang merupakan suatu tindakan positif sebagai manusia yang bijaksana. Dengan melaksanakan pola hidup yang sehat dan seimbang, justru orang menghargai dan menghormati diri dan hidupnya untuk membangun relasi yang baik dengan Allah, sesama dan alam semesta. Pola hidup sehat dengan mengkonsumsi pangan lokal (singkong, ketela, talas, jagung, pisang, manggis, langsat, mangga, labu, durian, kelapa dan lain-lain) dapat terjadi kalau kita dapat meningkatkan ketahanan pangan di tempat kita masing-masing.

F. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
1.         Pembukaan
a.         Nyanyian Pembukaan: MB. No. 161
b.     Tanda Salib: † Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.
c.         Doa Pembukaan:
Marilah kita berdoa.
Allah Bapa yang mahabaik, syukur pujian kami haturkan kepada-Mu. Dalam pertemuan ini kami ingin merenungkan sabda-Mu yang menuntun kami ke arah yang kehidupan yang lebih baik. Utuslah Roh Kudus-Mu agar menyertai kami dalam pertemuan ini sehingga membuahkan hasil yang bermanfaat bagi kelanjutan hidup kami yang telah Engkau ciptakan sesuai gambar diri-Mu sendiri. Demi Kristus pengantara kami. Amen.
2.        Kata Pengantar
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Tema besar APP Nasional dari tahun 2012-2016 adalah “MEWUJUDKAN HIDUP SEJAHTERA”. Pada tahun 2014 yang lalu, kita mendalami tema; “BELAJAR  SEPANJANG HIDUP.” Untuk Keuskupan Sibolga  ditetapkan tema:  BELAJAR SEPANJANG HIDUP MENUJU KESEMPURNAAN KRISTIANI.
Pada Tahun 2015 ini Tema APP Nasional ialah: “POLA HIDUP SEHAT DAN BERKECUKUPAN”. Ada 3 tujuan dari Tema ini yakni;
1.        Agar manusia semakin menghargai jati diri dan martabatnya dalam gerakan pola hidup sehat melalui kegiatan olah rohani dan jasmani yang teratur dan seimbang. 
2.      Agar manusia sebagai pusat dan puncak dari seluruh ciptaan Allah mampu mengolah dan mengelola seluruh ciptaan demi kesejahteraan dan keberlangsungan hidupnya.
3.       Agar manusia mampu menghargai dan merawat ciptaan dengan gerakan “Bersih dan Sehat Lingkungan”.
Agar Tema ini menjadi khas di Keuskupan kita, maka Tim APP Keuskupan Sibolga mengadakan Loka Karya dan menghasilkan tema: “MEMBANGUN DAN MEWUJUDKAN POLA HIDUP SEHAT MELALUI KETAHANAN PANGAN LOKAL”. Melalui tema ini, kita semakin disadarkan akan pentingnya pola hidup sehat dengan membudidayakan dan mengkonsumsi pangan lokal. Untuk mencapai hal tersebut di atas, Tim APP Keuskupan Sibolga menjabarkannya ke dalam 5 Sub Tema sebagai berikut:
  • Pertemuan 1   :   Makna pola hidup sehat melalui ketahanan pangan lokal

  • Pertemuan 2  : Gereja dan masyarakat berkewajiban menyelamatkan ketahanan pangan lokal

  • Pertemuan 3  : Budidaya pangan lokal sebagai bentuk penghargaan terhadap alam ciptaan Tuhan

  • Pertemuan 4  : Mengkonsumsi pangan lokal merupakan sikap metanoia

  • Pertemuan 5  : Pengolahan pangan lokal membutuhkan kreativitas
           
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Pada pertemuan ini kita akan membicarakan sub tema pertama yaitu: MAKNA POLA HIDUP SEHAT MELALUI KETAHANAN PANGAN LOKAL.
Marilah kita melanjutkan pertemuan ini dengan mengamati gambar-gambar berikut:
3.        Penyajian Materi : 
 

Gbr. 1. Beberapa hasil bumi berupa sayur-sayuran dan umbi-umbian





 Gbr 3. Pola konsumsi sehat (kiri) dan Pola konsumsi tidak sehat (kanan) 


a.       Memperdalam gambar:
1)       Bagaimana pendapat Anda mengenai gambar-gambar di atas?
2)     Ceritakanlah pengalaman Anda tentang pola hidup sehat dengan menggunakan pangan lokal dan menggunakan pangan dengan berbahan kimia?
3)      Tindakan konkrit apa yang Anda lakukan untuk menciptakan pola hidup sehat?

b.      Rangkuman;
Bapak-ibu dan saudara-i terkasih, dalam gambar pertama tadi kita melihat bahan pangan sehat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran yang pastinya beberapa bahan pangan sehat tersebut ada di tempat kita tinggal. Inilah sumber makanan sehat alami sebagai pangan lokal yang amat dibutuhkan oleh tubuh kita. Tetapi dalam prakteknya, pangan sehat ini kurang dimanfaatkan secara maksimal, malah sebaliknya banyak orang  justru mengkonsumsi makanan yang mengandung zat pengawet dan zat pewarna. Hal ini tampak pada gambar kedua di mana seorang anak memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan umurnya. Kondisi seperti itu  diakibatkan karena keluarga anak tersebut yang tidak mempraktekkan pola hidup sehat seperti yang tertera dalam gambar ketiga bagian kiri, seorang anak putri yang mengkonsumsi sayur hijau, jagung dan ubi segar.   
Bapak-ibu dan saudara-i terkasih, menjaga pola hidup sehat memang terkadang amat sulit, namun bukan berarti tidak bisa. Di tengah kesibukan kerja terkadang membuat kita lupa akan pengaturan pola hidup sehat yang teratur. Sebenarnya dengan melakukan pola hidup sehat, secara pribadi  sangat diuntungkan. Meskipun di zaman modern ini banyak hal serba instan dan praktis namun tidak semestinya kita mengabaikan pola hidup sehat karena dengan mengabaikan pola hidup sehat, maka setiap saat kesehatan kita akan terancam.
Praktek hidup yang serba instan ini menyebabkan banyak orang melirik ke makanan cepat saji (fast food) atau rendah saji (junkfood) untuk dikonsumsi. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar kita mempunyai pola makan yang sehat, antara lain (1) jumlah makanan yang kita konsumsi; (2) jenis makanan. Sebagai contoh, masyarakat umumnya menjadikan beras sebagai patokan dalam membandingkan kualitas gizi masyarakat. Hal ini menyebabkan beras menjadi simbol kesejahteraan. Jika perbandingannya makan nasi dan makan ubi, tentunya lebih bergizi makan nasi. Jika makan nasi + kuah bakso + kerupuk murahan dibandingkan dengan makan ubi + sepotong  tempe + sebutir telur maka kualitas gizinya baik.
Oleh sebab itu diharapkan setiap orang untuk senantiasa mempraktekkan pola hidup sehat. Praktek pola hidup sehat itu terlaksana dengan mengkonsumsi jenis-jenis makanan yang bermanfaat dan bergizi melalui ketersediaan pangan yang sehat di daerah masing-masing (bdk Undang-Undang Nomor 7/1996 yang berisi tentang definisi ketahanan pangan yakni kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau).

4.        Mendengarkan Sabda Tuhan

a.         Pembacaan Kitab Suci (Mat 15: 30-39):   
15:30 Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.
15:31 Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel.
15:32 Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
15:33 Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?"
15:34 Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
15:35 Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
15:36 Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.
15:37 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.
15:38 Yang ikut makan ialah empat ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
15:39 Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Ia naik perahu dan bertolak ke daerah Magadan

b.        Nyanyian Tanggapan: MB. No. 489

c.         Pendalaman Kitab Suci:
(Pemandu mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendalami teks Kitab Suci yang telah dibacakan):
1)       Dari bacaan Kitab Suci tadi, menurut Anda ayat mana yang paling berkesan? Mengapa? (Fasilitator memberi kesempatan kepada para peserta untuk mengungkapkan jawabannya)
2)     Sikap apa yang diminta dari kita menurut Kitab Suci yang telah dibacakan tadi? (merelakan apa yang ada pada kita, sehingga Kristus dapat mengambil dan memperganda serta menyempurnakannya untuk kesejahteraan hidup bersama.)

5.    Renungan singkat:  Mat 15:30-39
Ibu-bapak dan saudara-saudari yg terkasih dalam Yesus Kristus,
Kita mungkin sering mendengar ulasan tentang mukjizat penggandaan roti dan ikan. Renungan ini mencoba mengupas bahwa mukjizat ini terjadi karena peranserta para murid dan orang-orang yang hadir, yang mau menyediakan apa yang ada pada diri mereka, sehingga Kristus dapat mengambil dan menyempurnakannya menjadi bahan makanan yang sehat dan bergizi bagi banyak orang. Apa yang ada  pada mereka sebagai pangan lokal itulah yang justeru diambil, diolah dan digunakan sebagai bahan makanan (bdk. Mat 15:34) bagi banyak orang.   
Dalam hubungannya dengan pola hidup sehat, maka kita pun diajak untuk memanfaatkan bahan pangan yang sudah ada pada kita. Sebagaimana Tuhan Yesus telah menerima dan mengolah apa yang ada pada  orang banyak ketika itu dan hasilnya mengagumkan  dan berlimpah (bdk. Mat 15:37).  Oleh karena itu, hendaknya kita pun diharapkan mengelola dan mengolah potensi bahan pangan yang telah disediakan Tuhan bagi kita di tempat kita masing-masing. Dan melalui pemanfaatan bahan pangan lokal yang telah disediakan Tuhan untuk kita harus dikelola dengan baik. Oleh karena itu diharapkan manusia akan memperoleh berkat yang melimpah melalui kualitas gizi dan peningkatan kesehatan masyarakat.
        Kalau kita memperhatikan lingkungan hidup kita, ternyata kita sangat kaya, hampir semua kebutuhan kita ada di sana, seperti kita memiliki padi, jagung, kelapa, pisang, manggis, durian, singkong, talas, dsb. Sepatutnya kita bersyukur kepada Allah atas melimpahnya tumbuh-tumbuhan yang diberikan-Nya kepada kita manusia. Karena memang bukan saja biji dan buahnya yang dapat kita gunakan sebagai makanan kebutuhan kita sehari-hari agar sehat dan kuat, akan tetapi juga daun dan akarnya dapat  kita gunakan sebagai obat mujarab (bdk. Yehez 47:12) sehingga terjadi mujizat kesembuhan atas tubuh kita dari  penyakit yang menyerang.
Oleh karena itu, amat penting kita memperhatikan dan melaksanakan pola hidup yang sehat dan seimbang melalui potensi yang tersedia di tempat kita masing-masing. Dengan sikap itu sesungguhnya kita sedang berjuang untuk menghargai tubuh kita agar sehat, kuat dan tetap hidup berkat campur tangan Tuhan.
6.    Membangun Niat:
a.     Rencana Konkrit:
(Fasilitator memberikan kesempatan kepada para peserta untuk membangun niat-niat konkrit dalam suasana keheningan sebagai buah penyesalan dan pertobatannya)

b.      Doa Umat:
P:   Bagi para pemimpin Gereja.
Ya Bapa, berkatilah para pemimpin Gereja kami, agar mereka senantiasa menyadari dan mendukung kami dalam menghargai sumber daya pangan yang ada melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung pola hidup sehat. Kami mohon...
          P:  Bagi para orangtua.
Ya Bapa, semoga Engkau selalu mendampingi dan menguatkan para orang tua untuk mendidik dan membina anak-anaknya, agar menerapkan pola hidup sehat dan menghargai sumber daya pangan yang sehat bagi hidup mereka.  Kami mohon...
P: Bagi anak-anak.
Ya Bapa, bukalah hati anak-anak dalam keluarga, agar mereka mau dan bersedia mendengarkan nasehat orangtuanya untuk mempraktekkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi pangan lokal. Kami mohon...
P: Bagi orang-orang yang memberi perhatian pada ketahanan pangan
Semoga mereka yang berkecimpung dalam penyuluhan-penyuluhan pola hidup sehat dikaruniai kesehatan jasmani dan rohani. Kami mohon...
P:   Bagi Kita yang hadir disini.
Ya Bapa, berkatilah kami yang mengikuti pertemuan saat ini, semoga dengan mendengarkan Sabda-Mu, kami semakin disadarkan akan pentingnya mewujudkan pola hidup sehat konsumsi pangan lokal sehingga kami sehat secara jasmani dan rohani. Kami mohon...
(Fasilitator memberi kesempatan bila ada umat yang mengungkapkan doa permohonan secara spontan)
P:  Marilah kita mempersatukan segala doa permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita: Bapa Kami ...
7.    Pengumpulan Dana Solidaritas: MB 478
8.    Pengumuman
9.    Penutup
a.      Doa Penutup:
Marilah berdoa.
Ya Bapa, kami kembali bersyukur kepada-Mu, atas anugerah-Mu yang senantiasa kami terima dan rasakan setiap hari dalam keluarga kami masing-masing. Kami baru saja mendalami dan merenungkan sabdaMu tentang makna pola hidup sehat yang dilandaskan pada pemanfaatan pangan lokal yang kami miliki. Kami mohon, semoga daya sabda-Mu itu semakin mencerahi hati dan pikiran kami agar kami mampu melaksanakan pola hidup sehat dalam keluarga kami masing-masing. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
b.      Tanda Salib dan Perutusan: (berkat jika ada Pastor) ...
c.      Nyanyian Penutup: MB. No. 496.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar