“MAKNA POLA HIDUP
SEHAT MELALUI KETAHANAN PANGAN LOKAL”
a.
Agar peserta memahami makna pola hidup sehat melalui ketahanan pangan
lokal.
b.
Agar peserta menyadari pentingnya ketahanan pangan lokal untuk menunjang
pola hidup sehat.
c.
Agar peserta mempraktekkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
a.
Gambar
b.
Tanya Jawab dan dialog
C. SARANAa. Kitab Suci : Lukas 8: 40-56 bdk Kej 1: 12
b.
Madah Bakti, BETK, Laudate
c.
Poster
E. GAGASAN POKOK
Setiap
manusia mempunyai kebiasaan atau pola hidup. Pola hidup sering disebut sebagai ketetapan sikap pada sesuatu atau
sesuatu yang biasanya dilaksanakan seseorang (habit). Setiap orang sebaiknya membiasakan diri dengan pola hidup
sehat melalui konsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
Kalau
kita memperhatikan situasi dan keadaan di sekitar kita, maka mesti diakui bahwa
masih ada banyak bayi dan anak-anak yang menderita sakit bahkan sampai meninggal karena mengidap penyakit dan kurang
gizi (tanda-tandanya pucat, kurus dan mudah terkena penyakit). Kondisi ini
dapat terjadi karena kualitas makanan buruk. Keluarga kurang memperhatikan pola
hidup sehat. Selain itu, orang tua membelikan anak-anak makanan yang mengandung
pengawet. Makanan pengawet yang sering dikonsumsi adalah mie instan, bubur instan,
sarden, kornet, bumbu masak instan, sosis, nugget, ciki-ciki dan lain sebagainya. Semua bahan makanan siap
saji ini memang mudah didapatkan dan rasanya enak dicicipi hanya patut diingat bahwa
bahan makanan tersebut mengandung bahan pengawet kimia.
Jadi
pola hidup sehat berarti melakukan kegiatan olah jasmani yang teratur,
terus-menerus dan seimbang. Pola hidup sehat manusia langsung berkaitan dan
berdampak dengan kesehatan dirinya. Karena
itu, makna pola
hidup sehat adalah segala upaya dan usaha untuk menerapkan kebiasaan baik dalam
menciptakan hidup yang sehat dan menghindari diri dari kebiasaan buruk yang
dapat mengganggu kesehatan manusia.
Pembicaraan atau pembahasan tentang
pola hidup sehat merupakan pengalaman nyata dan karena itu melaksanakan pola
hidup sehat yang seimbang merupakan suatu tindakan positif sebagai manusia yang
bijaksana. Dengan melaksanakan pola hidup yang sehat dan seimbang, justru orang
menghargai dan menghormati diri dan hidupnya untuk membangun relasi yang baik
dengan Allah, sesama dan alam semesta. Pola hidup sehat dengan mengkonsumsi
pangan lokal (singkong, ketela, talas, jagung, pisang, manggis, langsat,
mangga, labu, durian, kelapa dan lain-lain) dapat terjadi kalau kita dapat
meningkatkan ketahanan pangan di tempat kita masing-masing.
1.
Pembukaan
a.
Nyanyian Pembukaan: MB. No. 161
b.
Tanda Salib: † Dalam Nama Bapa,
dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.
c.
Doa Pembukaan:
Marilah kita
berdoa.
Allah Bapa yang mahabaik, syukur pujian kami
haturkan kepada-Mu. Dalam pertemuan ini kami ingin merenungkan sabda-Mu yang menuntun
kami ke arah yang kehidupan yang lebih baik. Utuslah Roh Kudus-Mu agar
menyertai kami dalam pertemuan ini sehingga membuahkan hasil yang bermanfaat
bagi kelanjutan hidup kami yang telah Engkau ciptakan sesuai gambar diri-Mu
sendiri. Demi Kristus pengantara kami. Amen.
2.
Kata Pengantar
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Tema
besar APP Nasional dari tahun 2012-2016 adalah “MEWUJUDKAN HIDUP SEJAHTERA”. Pada tahun 2014 yang lalu, kita
mendalami tema; “BELAJAR SEPANJANG HIDUP.” Untuk Keuskupan
Sibolga ditetapkan tema: BELAJAR
SEPANJANG HIDUP MENUJU KESEMPURNAAN KRISTIANI.
Pada Tahun 2015 ini Tema APP Nasional ialah: “POLA
HIDUP SEHAT DAN BERKECUKUPAN”. Ada 3 tujuan dari Tema ini yakni;
1.
Agar manusia semakin menghargai jati diri dan martabatnya dalam gerakan
pola hidup sehat melalui kegiatan olah rohani dan jasmani yang teratur dan
seimbang.
2.
Agar manusia sebagai pusat dan puncak dari seluruh ciptaan Allah mampu
mengolah dan mengelola seluruh ciptaan demi kesejahteraan dan keberlangsungan
hidupnya.
3.
Agar manusia mampu menghargai dan merawat ciptaan dengan gerakan “Bersih
dan Sehat Lingkungan”.
Agar Tema ini menjadi khas di Keuskupan kita,
maka Tim APP Keuskupan Sibolga mengadakan Loka Karya dan menghasilkan tema: “MEMBANGUN
DAN MEWUJUDKAN POLA HIDUP SEHAT MELALUI KETAHANAN PANGAN LOKAL”. Melalui
tema ini, kita semakin disadarkan akan pentingnya pola hidup sehat dengan membudidayakan
dan mengkonsumsi pangan lokal. Untuk mencapai hal tersebut di atas, Tim APP
Keuskupan Sibolga menjabarkannya ke dalam 5 Sub Tema sebagai berikut:
- Pertemuan 1 : Makna pola hidup sehat melalui ketahanan pangan lokal
- Pertemuan 2 : Gereja dan masyarakat berkewajiban menyelamatkan ketahanan pangan lokal
- Pertemuan 3 : Budidaya pangan lokal sebagai bentuk penghargaan terhadap alam ciptaan Tuhan
- Pertemuan 4 : Mengkonsumsi pangan lokal merupakan sikap metanoia
- Pertemuan 5 : Pengolahan pangan lokal membutuhkan kreativitas
Saudara-saudari yang terkasih
dalam Kristus,
Pada pertemuan ini kita akan
membicarakan sub tema pertama yaitu: MAKNA POLA HIDUP SEHAT
MELALUI KETAHANAN PANGAN LOKAL.
Marilah kita melanjutkan pertemuan
ini dengan mengamati gambar-gambar berikut:
3.
Penyajian Materi :
Gbr. 1. Beberapa hasil bumi berupa sayur-sayuran dan umbi-umbian

Gbr 3. Pola konsumsi sehat (kiri) dan Pola konsumsi tidak sehat (kanan)
a. Memperdalam gambar:
1)
Bagaimana pendapat Anda mengenai gambar-gambar di atas?
2)
Ceritakanlah pengalaman Anda tentang pola hidup sehat dengan menggunakan
pangan lokal dan menggunakan pangan dengan berbahan kimia?
3)
Tindakan konkrit apa yang Anda lakukan untuk menciptakan pola hidup sehat?
b. Rangkuman;
Bapak-ibu dan
saudara-i terkasih, dalam gambar
pertama tadi kita melihat bahan pangan sehat seperti
buah-buahan dan sayur-sayuran yang pastinya beberapa bahan pangan sehat tersebut
ada di tempat kita tinggal. Inilah sumber makanan sehat alami sebagai pangan lokal yang
amat dibutuhkan oleh tubuh kita. Tetapi dalam prakteknya, pangan sehat ini kurang dimanfaatkan secara maksimal, malah sebaliknya banyak orang justru mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
pengawet dan zat pewarna. Hal ini tampak pada gambar kedua di mana seorang anak
memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan umurnya. Kondisi seperti itu diakibatkan karena keluarga anak tersebut yang tidak mempraktekkan pola hidup sehat seperti yang tertera dalam
gambar ketiga bagian kiri, seorang anak putri yang mengkonsumsi sayur hijau, jagung
dan ubi segar.
Bapak-ibu dan
saudara-i terkasih, menjaga pola hidup sehat memang terkadang amat sulit, namun
bukan berarti tidak bisa. Di tengah kesibukan kerja terkadang membuat kita lupa
akan pengaturan pola hidup sehat yang teratur. Sebenarnya dengan melakukan pola
hidup sehat, secara pribadi sangat diuntungkan. Meskipun di zaman modern
ini banyak hal serba instan dan praktis namun tidak semestinya kita mengabaikan
pola hidup sehat karena dengan mengabaikan pola hidup sehat, maka setiap saat
kesehatan kita akan terancam.
Praktek hidup yang
serba instan ini menyebabkan banyak orang melirik ke makanan cepat saji (fast food) atau rendah saji (junkfood) untuk dikonsumsi. Ada beberapa
hal yang harus kita perhatikan agar kita mempunyai pola makan yang sehat,
antara lain (1) jumlah makanan yang kita konsumsi; (2) jenis makanan. Sebagai
contoh, masyarakat umumnya menjadikan beras sebagai patokan dalam membandingkan
kualitas gizi masyarakat. Hal ini menyebabkan beras menjadi simbol
kesejahteraan. Jika perbandingannya makan nasi dan makan ubi, tentunya lebih
bergizi makan nasi. Jika makan nasi + kuah bakso + kerupuk murahan dibandingkan
dengan makan ubi + sepotong tempe + sebutir
telur maka kualitas gizinya baik.
Oleh sebab itu
diharapkan setiap orang untuk senantiasa mempraktekkan pola hidup sehat.
Praktek pola hidup sehat itu terlaksana dengan mengkonsumsi jenis-jenis makanan
yang bermanfaat dan bergizi melalui ketersediaan pangan yang sehat di daerah
masing-masing (bdk Undang-Undang Nomor 7/1996 yang berisi tentang definisi
ketahanan pangan yakni kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga
yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, merata dan terjangkau).
4.
Mendengarkan
Sabda Tuhan
a.
Pembacaan
Kitab Suci (Mat 15: 30-39):
15:30
Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang
lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu
meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.
15:31 Maka
takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang
sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah
Israel.
15:32 Lalu
Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas
kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan
mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan
lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
15:33 Kata
murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat
roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?"
15:34 Kata
Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh,"
jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
15:35 Lalu
Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
15:36
Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur,
memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu
murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.
15:37 Dan
mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan
potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.
15:38 Yang
ikut makan ialah empat ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
15:39 Lalu
Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Ia naik perahu dan bertolak ke daerah
Magadan
b.
Nyanyian
Tanggapan: MB. No. 489
c.
Pendalaman
Kitab Suci:
(Pemandu mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendalami teks Kitab Suci
yang telah dibacakan):
1)
Dari bacaan Kitab Suci tadi, menurut Anda ayat mana yang paling berkesan?
Mengapa? (Fasilitator memberi kesempatan kepada para peserta untuk mengungkapkan
jawabannya)
2)
Sikap apa yang diminta dari kita menurut Kitab Suci yang telah dibacakan
tadi? (merelakan apa yang ada pada kita,
sehingga Kristus dapat mengambil dan memperganda serta menyempurnakannya untuk kesejahteraan hidup bersama.)
5. Renungan
singkat: Mat 15:30-39
Ibu-bapak dan saudara-saudari yg terkasih dalam Yesus
Kristus,
Kita mungkin sering mendengar ulasan tentang
mukjizat penggandaan roti dan ikan. Renungan ini mencoba mengupas bahwa
mukjizat ini terjadi karena peranserta para murid dan orang-orang yang hadir,
yang mau menyediakan apa yang ada pada diri mereka, sehingga Kristus dapat
mengambil dan menyempurnakannya menjadi bahan makanan yang sehat dan bergizi bagi banyak
orang. Apa yang ada pada mereka sebagai pangan lokal itulah yang justeru diambil,
diolah dan digunakan sebagai bahan makanan (bdk. Mat 15:34) bagi banyak orang.
Dalam hubungannya dengan pola hidup sehat, maka
kita pun diajak untuk memanfaatkan bahan pangan yang sudah ada pada kita. Sebagaimana Tuhan Yesus telah menerima dan mengolah apa yang ada pada orang banyak ketika itu dan hasilnya mengagumkan dan
berlimpah (bdk. Mat 15:37). Oleh karena itu, hendaknya kita pun diharapkan mengelola dan mengolah potensi
bahan pangan yang telah disediakan Tuhan bagi kita di tempat kita
masing-masing. Dan melalui pemanfaatan bahan pangan lokal yang telah disediakan Tuhan untuk kita harus dikelola dengan baik. Oleh karena itu diharapkan manusia akan memperoleh berkat yang
melimpah melalui kualitas gizi dan peningkatan kesehatan masyarakat.
Kalau
kita memperhatikan lingkungan hidup kita, ternyata kita sangat kaya, hampir
semua kebutuhan kita ada di sana, seperti kita memiliki padi, jagung, kelapa, pisang, manggis, durian,
singkong, talas, dsb. Sepatutnya kita bersyukur kepada Allah atas melimpahnya
tumbuh-tumbuhan yang diberikan-Nya kepada kita manusia. Karena memang bukan
saja biji dan buahnya yang dapat kita gunakan sebagai makanan kebutuhan kita
sehari-hari agar sehat dan kuat, akan tetapi juga daun dan akarnya dapat kita gunakan sebagai obat mujarab (bdk. Yehez
47:12) sehingga terjadi mujizat kesembuhan
atas tubuh kita dari penyakit yang menyerang.
Oleh karena itu, amat penting kita memperhatikan
dan melaksanakan pola hidup yang sehat dan seimbang melalui potensi yang
tersedia di tempat kita masing-masing. Dengan sikap itu sesungguhnya kita
sedang berjuang untuk menghargai tubuh kita agar sehat, kuat dan tetap hidup berkat
campur tangan Tuhan.
6. Membangun Niat:
a. Rencana Konkrit:
(Fasilitator memberikan kesempatan kepada para
peserta untuk membangun niat-niat konkrit dalam suasana keheningan sebagai buah
penyesalan dan pertobatannya)
b.
Doa Umat:
P: Bagi
para pemimpin Gereja.
Ya Bapa, berkatilah para pemimpin Gereja kami,
agar mereka senantiasa menyadari dan mendukung kami dalam menghargai sumber
daya pangan yang ada melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung pola hidup sehat.
Kami mohon...
P: Bagi
para orangtua.
Ya Bapa, semoga Engkau selalu mendampingi dan
menguatkan para orang tua untuk mendidik dan membina anak-anaknya, agar menerapkan
pola hidup sehat dan menghargai sumber daya pangan yang sehat bagi hidup
mereka. Kami mohon...
P: Bagi anak-anak.
Ya Bapa, bukalah hati anak-anak dalam keluarga,
agar mereka mau dan bersedia mendengarkan nasehat orangtuanya untuk
mempraktekkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi pangan lokal. Kami mohon...
P: Bagi orang-orang yang memberi perhatian pada
ketahanan pangan
Semoga mereka yang berkecimpung dalam penyuluhan-penyuluhan
pola hidup sehat dikaruniai kesehatan jasmani dan rohani. Kami mohon...
P: Bagi
Kita yang hadir disini.
Ya Bapa, berkatilah kami yang mengikuti pertemuan
saat ini, semoga dengan mendengarkan Sabda-Mu, kami semakin disadarkan akan
pentingnya mewujudkan pola hidup sehat konsumsi pangan lokal sehingga kami
sehat secara jasmani dan rohani. Kami
mohon...
(Fasilitator
memberi kesempatan bila ada umat yang mengungkapkan doa permohonan secara
spontan)
P: Marilah kita mempersatukan segala doa permohonan
kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita: Bapa Kami ...
7. Pengumpulan
Dana Solidaritas: MB 478
8. Pengumuman
9. Penutup
a.
Doa
Penutup:
Marilah berdoa.
Ya Bapa, kami kembali bersyukur kepada-Mu, atas
anugerah-Mu yang senantiasa kami terima dan rasakan setiap hari dalam keluarga
kami masing-masing. Kami baru saja mendalami dan merenungkan sabdaMu tentang
makna pola hidup sehat yang dilandaskan pada pemanfaatan pangan lokal yang kami
miliki. Kami mohon, semoga daya sabda-Mu itu semakin mencerahi hati dan pikiran
kami agar kami mampu melaksanakan pola hidup sehat dalam keluarga kami
masing-masing. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
b.
Tanda
Salib dan Perutusan: (berkat jika ada Pastor) ...
c.
Nyanyian
Penutup: MB. No. 496.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar